Minggu, 25 Oktober 2015

Jurnal Ilmiah Perilaku Konsumen dan Pengambilan Keputusan Konsumen

ANALISA PERILAKU KONSUMEN DAN NILAI KOMIK JEPANG

PENDAHULUAN
Nilai atau value juga merupakan aspek penting yang dapat membuat konsumen puas serta loyal atau
setia terhadap produk atau jasa. Nilai atau value diartikan sebagai selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total merupakan sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Biaya total pelanggan adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa (Kotler, 2000). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produk atau jasa yang memberikan nilai lebih akan membuat konsumen puas dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk atau jasa. Salah satu alasan mengapa komik menjadi populer akhir-akhir ini adalah karena pengaruh TV (Johannsson dan Nonka, 1998). TV dianggap sebagai media gambar yang utama (Schiffman dan Kanuk, 2000) yang dapat berpengaruh pada perilaku konsumen. Acaraacara TV banyak menayangkan film-film kartun yang banyak digemari anak-anak maupun remaja, Misalnya Shinchan, Samurai X dan Spongebob. Cerita yang ada di film-film kartun ini juga banya kesamaan atau kemiripan dengan cerita-cerita yang ada di komik, khususnya komik Jepang sehingga anak-anak juga suka membaca komik Jepang. Menurut Polay, et al. (1996) ada beberapa alasan mengapa sensitivitas advertensi lebih berpengaruh pada anak-anak muda bila dibandingkan dengan orang dewasa, salah satu alasan tersebut adalah pembentukan identitas dan perhatian advertensi pada remaja adalah untuk membentuk identitas diri, yang menyebabkan remaja yang berumur belasan memperhatikan pengaruh advertensi dan peergroupnya terhadap cue yang berhubungan dengan simbol-simbol kedewasaan dan penerimaan orang lain. Remaja belasan juga lebih mampu menerima image yang romantis, sukses, mengagumkan, popular dan adventurir, dimana hal ini akan dicapai dengan cara mengkonsumsi rokok. Ditambahkan Loudon dan Bitta bahwa remaja belasan, banyak mengalami ketidak menentuan dan menyebabkan mereka ingin untuk menemukan indentitas dirinya. Mereka akan aktif mencari cue dari peernya dan dari advertensi sebelum mereka berperilaku. Mereka menjadi tertarik pada bermacam-macam produk yang dapat mengekspresikan kebutuhan mereka untuk eksperimen, belonging, independent, bertanggung jawab dan disukai orang lain (Solomon, 1999).

Editor komik PT. Indira Publishing yang mengungkapkan bahwa kehadiran komik-komik Jepang seperti: Doraemon, Kungfu Boy ataupu Sailor Moon ternyata mampu mengalihkan perhatian anak-anak dari komik asing lain seperti Tin-tin atau Lucky Luke (Republika, 24 Agustus, 1997). Anakanak menjadi lebih menyukai komik Jepang dari pada komik-komik asing lainnya. Demikian besar konsumen komik Jepang ini, sehingga sebuah majalah anak-anak yang cukup populerpun harus memuat komik Jepang agar laku (Kompas, 5 Pebruari 1998). Komik Jepang pada akhirnya merajalela. Setiap hari selalu ada saja pengunjung yang menekuni rak-rak komik di toko Buku Gramedia Malang yang nyaris semua berasal dari Jepang. Sementara banyak anak dan remaja lain yang dengan setia pergi ke perpustakaan atau taman-taman bacaan terdekat untuk membaca komik Jepang tersebut. Hal ini tidak saja terjadi di Indonesia, menurut Koh (1999) remaja
belasan di bangkok, Singapore, dan negara-negara lain banyak mengkoleksi komik Jepang. Kenyataan ini menimbulkan pentanyaan, mengapa anak-anak dan remaja sangat menyukai komik Jepang bila dibandingkan dengan komik yang berasal dari Eropa, Amerika maupun dari Indonesia sendiri (lokal).

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi serta nilai (value) lebih yang dipersepsikan dan dirasakan oleh remaja ketika mereka menyewa, membaca, membeli ataupun mengkoleksi komik Jepang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLTP yang menjadi pelanggan persewaan komik ”Tumapel Agency” di Singosari Malang. Sampel penelitian ini berjumlah 35 orang yang diambil dengan teknik Incidental Sampling. Metode pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data menemukan bahwa motivasi siswa mengkonsumsi komik Jepang adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial (social needs). Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan remaja adalah mampu menjalin hubungan interpersonal dengan orang-orang disekitarnya. Hubungan interpersonal ini merupakan sarana bagi remaja untuk menemukan jati diri atau identitas diri remaja (Hurlock, 1992). Komik dapat dijadikan topik pembicaraan yang sangat menarik bagi remaja, apalagi jika remaja memiliki kesamaan topik komik yang dibacanya. Hal ini akan membuat hubungan interpersonal diantara mereka akan semakin erat karena memiliki kesukaan yang sama (Feldman, 1999).

SIMPULAN
Perilaku siswa membaca komik Jepang dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan sosial atau kebutuhan untuk diterima oleh teman-temannya terutama peer groupnya, kebutuhan egoistik ata kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri serta kebutuhan akan rasa aman dari teman-temannya. Value lebih yang dimiliki oleh komik Jepang adalah gambar maupun bahasa yang disajikan mudah di cerna. Topik yang ditawarkan lebih bervariasi dan tidak jauh berbeda dengan dogeng ataupun cerita yang ada di Indonesia.





PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Di zaman globalisasi ini, kebutuhan untuk memperoleh informasi yang cepat, mudah dan murah sangat penting sehingga internet bisa dikatakan menjadi kebutuhan mendasar manusia (Indosiar.com, 2005). Di Indonesia yang merupakan Negara berkembang, kebutuhan informasi akan sangat tinggi, dan salah satu alat untuk memperoleh informasi tersebut yang dirasakan paling sesuai adalah Internet.

1.2 Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui pengaruh faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet baik secara simultan maupun secara parsial.
  2. Untuk mengetahui pengaruh paling dominan dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet.

1.3 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan metode penelitian survey yaitu suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan mengandalkan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemakai warnet yang ada pada kota Jember.  untuk menentukan jumlah sampel dapat ditentukan yaitu minimum 4 atau 5 kali jumlah variabel yang digunakan. Maka jumlah sampel yang digunakan sebanyak 125 responden.
Metode pengambilan sempel penelitian adalah teknik accidental sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kebetulan (Sugiyono, 1999)
Dalam penelitian ini untuk mengukur variabelvariabel digunakan kuisioner digunakan pendekatan “Skala Likert” dengan lima (5)angka yaitu :

  • Sangat Mempertimbangkan skor 5.
  • Mempertimbangkan skor 4.
  • Kurang Mempertimbangkan skor 3.
  • Tidak Mempertimbangkan skor 2.
  • Sangat tidak Mempertimbangkan skor 1.

1.4 Kesimpulan

  1. Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan uji F dan uji t menyatakan bahwa secara simultan maupun secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel Bauran Pemasaran (Product, Price, Personal Traits, Place, Process), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelompok Acuan), terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) di kota Jember. Dengan demikian hipotesis pertamayang menduga bahwa factor Bauran Pemasaran, Individu Konsumen, dan Pengaruh Lingkungan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh secara signifikan dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet terbukti kebenarannya, atau diterima.
  2. Hasil perhitungan berdasarkan standardized coefficient juga menyatakan bahwa variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember adalah Price. Setelah itu diikuti secara berturut-turut oleh Personal Traits, Product, Motivasi, Place, Proces, Persepsi, Budaya, Kelompok Acuan. Berarti hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini yang menduga bahwa dari faktor-faktor perilaku konsumen, Price mimiliki pengaruh dominan dalam pengambilan keputusan konsumen memakai jasa warnet di kota Jember, dapat diterima kebenarannya.
  3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakai jasa warnet di kota Jember mayoritas dari kalangan mahasiswa dan pelajar, dan semakin tinggi pendapatan konsumen cenderung semakin jarang ke warnet. Hal ini dimungkinkan karena pemakai sudah mempunyai akses internet sendiri di rumah.
  4. Secara prinsip, hasil penelitian ini tidak berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya. Faktorfaktor prilaku konsumen mempunyai pengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember.

Rabu, 24 Juni 2015

If Dream Come True



          Semua manusia di dunia ini pasti mempunya mimpi atau cita – cita yang diinginkan. Saya salah satu termasuk dari segilintir manusia yang menginginkan impian itu terwujud. Karena saya sendiri mempunya sesuatu impian yang mungkin sudah menjadi impian semua manusia, yaitu menjadi manusia yang sukses. Dari impian tersebut saya akan mengambil di bidang usaha, lebih tepatnya mempunyai usaha yg dimana dapat mebuka bagi lapangan kerja yang ada di Indonesa ini.
          Dasarnya, saya ingin meneruskan usaha orang tua saya yaitu usaha dalam bidang tekstil. Di situ saya mempelajari tentang bagaimana lika liku dalam menjalankan usaha. Setelah saya mempelajari lebih jauh, ternyata tak mudah untuk mengembangkan suatu usaha, karena butuh pengalaman hidup yg baik atau buruk, agar dapat menjalankannya dengan baiik. Tapi di satu sisi, saya ingin membuat cabang dan memperluasnya sampai ke seluruh Indonesia, itu pun kalau bisa.
Karena tanpa ada niatnya suatu perbuatan tak akan menghasilkan apapun. Besi yang tumpul tidak akan menjadi pedang yang kuat dan tajam , apabila tak ada usaha untuk menempa pedang tersebut dengan kerja keras dan teliti. Maka dari itu dalam menjalankan sesuatu kita harus bekerja atau belajar dengan sungguh - sungguh agar kita bisa menjalankan sesuatu dengan baik dan benar. Tak luput dari itu semua kita juga haru berdoa agar impian kita tersebut menjadi kenyataan.

Visi
Sukses, mengambil keputusan dengan baik, memimpin usaha dengan baik

Misi
·        Dapat membuka lapangan kerja, walaupun tidak banyak dalam kuotanya.
·        Bahwa pribumi dapat bersaing dalam bidang usaha.
·        Mengetahui perkembangan usaha nasianal dan internasional.
·        Mengenal banyak dalam bidang usaha.

Selasa, 09 Juni 2015

SISTEM PERTAHANAN INDONESIA

Pertahanan Nasional adalah  segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara yang meliputi keutuhan wilayah dan juga keselamatan masyarakat dari segala gangguan yang mengancam keutuhan negara. Pertahanan negara merupakan segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan yang bersifat semesta yang diselenggarakan dengan kesadaran hak serta kewajiban sebagai warga negara dan juga keyakinan akan kekuatan sendiri.
Pertahanan negara atau pertahanan nasional diselenggarakan oleh pemerintah melalui sistem pertahanan negara.

Pertahanan Nasional adalah gabungan kekuatan antara sipil dan militer yang diupayakan oleh negara untuk melindungi integritas wilayahnya. Pertahanan negara merupakan tugas utama Kementerian Pertahanan.

Berikut adalah dasar mengenai sistem pertahanan Indonesia dalam UUD 1945 BABXII tentang
PERTAHANAN NEGARA DAN KEAMANAN NEGARA
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan laut dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan dan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

  • Pertahanan Militer
  • Pertahanan non Militer
Komponen utama dalam sistem pertahanan di Indonesia adalah Tentara Nasional Indonesia. Komponen utama dibantu oleh komponen cadangan dan Komponen Pendukung untuk menghadapi ancaman non militer.

Komponen Utama - Tentara Nasional Indonesia bertugas menghadapi ancaman militer dan melaksanakan tugas pertahanan lainnya

Komponen Cadangan - merupakan sumber daya yang dimiliki negara yang telah dipersiapkan untuk memperkuat dan memperbesar kemampuan dan kekuatan TNI sebagai komponen utama.

Komponen Pendukung - berfungsi untuk memperkuat dan meningkatkan kemampuan kedua komponen sebelumnya. Komponen ini terdiri dari sumberdaya nasional yang tidak ditujukan untuk pertahanan fisik.
Sumber daya yang termasuk komponen pendukung adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Sub komponen pendukung:
Paramiliter
  • Polisi
  • Satpol PP
  • Satpam
  • Linmas atau Hansip
  • Menwa
  • Satgas partai
  • Organisasi bela diri
  • Orgainsasi Kepemudaan
Tenaga Ahli
Industri
Sumber daya Alam
Sumber daya Manusia

-Memiliki Tentara Nasional yang berskill tinggi
-Memiliki Komponen Pendukung terutama sumber daya manusia yang banyak

Kekurangan
-Dukungan Alutsista masih kurang

Kesimpulan
Indonesia sudah cukup baik dalam sistem pertahanannya dan dapat bersaing dengan adanya yg sistem pertahanan yg dimiliki negara kita yg tercinta ini.

Saran
Agar dapat diperhatikan lagi dalam dukungan kepada alat utama sistem pertahanan (alutsista)

Selasa, 05 Mei 2015

Hubungan Indonesia - Jepang

Hubungan Indonesia-Jepang ternyata masih sejalan dan baik peningkatannya, terbukti banyaknya kerjasama investasi Jepang ke Indonesia khususnya pada bidang infrastruktur. Jepang telah terbukti juga dengan kemampuannya di tingkat diplomasi, kekuatan ekonomi, potensi militer dan kini menjadi sebuah acuan Indonesia dalam hubungan bilateral kedua belah negara tersebut.
Kalau kita lihat perkembangan hubungan Indonesia-Jepang saat ini, bukan hanya kerjasama dibidang infrastruktur saja, melainkan Indonesia telah memiliki banyak komoditi yang dapat menjadi sebuah andalan yaitu komoditi non-migas. Ada sekitar 50 komoditi non-migas yang telah memasuki pasar Jepang, dan sekiranya memang kalau kita lihat potensi komoditi itu masih berasal dari hasil peikanan, souvenir, hasil pertanian seperti kopi, teh, coklat dan rempah-rempah.
Terkait dengan kerjasama Indonesia-Jepang, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa telah melakukan segala bentuk usaha positifnya dalam perkembangan perekonomian nasional. Khususnya terkait program MP3EI yang digagas Hatta Rajasa dan Tim Ekonomi, karena ini membuktikan bahwa dengan adanya hubungan yang bersifat bilateral antar negara ini, niscaya dapat membantu program pembangunan pertumbuhan perekonomian di Indonesia sendiri.
Dalam upaya hubungan bilateral Indonesia-Jepang kiranya memang Indonesia perlu lebih meningkatkan upaya dari sistem pemasaran, pengawasan mutu produk, pelabelan dan sertifikasi hasil uji. Dengan adanya posisi strategis Jepang tersebut, otomatis telah mendorong Indonesia untuk menempatkan Jepang sebagai salah satu mitra penting dalam mewujudkan kepentingan nasional di berbagai bidang kehidupan, baik untuk program pembangunan nasional maupun keikutsertaannya dalam menjaga ketertiban dunia. Dan hal itu pula sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 melalui berbagai kerjasama bilateral, regional dan multirateral.
Bukan itu saja, Indonesia juga mendapat pengakuan dari pihak Jepang bahwa investasi Jepang di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia telah mengalami peningkatan yang cukup fantastis. Dari cara Jepang memandang Indonesia utamanya adalah kini Indonesia bisa menjadi sebuah negara besar dalam hal perekonomian di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu pula dengan nama Indonesia yang semakin besar kini, Indonesia telah mempunyai daya tarik lain untuk tujuan investasi Jepang, seperti contohnya, ketersediaan tenaga kerja yang cukup, rajin dan cepat dalam penguasaan tekhnologi, serta Indonesia sendiri kini telah dianggap negara yang paling baik terhdap Jepang dibandingkan dengan negara lainnya di kawasan Asia.
Perkembangan selanjutnya adalah, Indonesia sebagai salah satu negara besar memiliki komtimen yang jelas untuk pertumbuhan perekonomian bangsa. Walaupun terdengar kabar masih riuhnya permasalahan korupsi yang menimpa instansi, namun hal itu tidak menjadi sebuah kendala yang besar dalam perekonomian bangsa ini. Hatta Rajasa selaku Menteri Koordinator Perekonomian tetap berkomitmen tegas bahwa Indonesia harus menjadi negara besar dalam perekonomian bangsa.
Sebagai penulis, saya sangat mengapresiasikan sekali sikap profesioanalisme yang dilakukan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, yang telah berkomitmen besar untuk pembangunan perekonomian bangsa ini. Dan sekiranya memang Jepang punya potensi besar untuk berinvestasi di negara ini.
Sejarah mengatakan sejak hubungan Indonesia-Jepang berkelanjutan, banyak hasil positif yang diperoleh bangsa ini. Dan salah satunya adalah bidang infrastruktur, melalui program MP3EI yang telah digagas oleh Hatta Rajasa dan tim ekonomi membuka peluang Indonesia menjadi sebuah negara maju dalam perekonomian nasionalnya.
Torehan positif pembangunan perekonomian Indonesia saat ini telah teruji sekali, dikala negara-negara Eropa dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan Indonesia tetap pada kondisi perekonomian yang cukup stabil, dengan kata lain komitmen cerdas pemerintah dalam mencari solusi untuk bangsa ini kini telah teruji sekali, dan membuktikan pula Indonesia bisa menjadi negara besar dalam perekonomian negara-negara maju.