A. Lagu dan
Cerita Pendek yang berkaitan dengan cinta kasih.
1. Lagu
Peterpan
- Ayah
Dimana akan kucari
Aku menangis seorang diri
Hatiku selalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi
Untuk Ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi
Lihatlah hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Denganmu aku bernyanyi
Aku menangis seorang diri
Hatiku selalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi
Untuk Ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi
Lihatlah hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Denganmu aku bernyanyi
2. Cerpen
Hai namaku Aisyah, aku hidup bersama ayahku. Ibu ku sudah meninggal saat ibuku melahirkanku. Aku tak sempat untuk melihat wajahnya. Tapi foto-foto ibulah yang membuat ku menjadi semangat. Ayah ku adalah seorang arsitektur di Jakarta. Aku bangga terhadap ayahku. Bila besar nanti aku ingin sekali menjadi dia, bekerja tanpa putus asa.
Hai namaku Aisyah, aku hidup bersama ayahku. Ibu ku sudah meninggal saat ibuku melahirkanku. Aku tak sempat untuk melihat wajahnya. Tapi foto-foto ibulah yang membuat ku menjadi semangat. Ayah ku adalah seorang arsitektur di Jakarta. Aku bangga terhadap ayahku. Bila besar nanti aku ingin sekali menjadi dia, bekerja tanpa putus asa.
Hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah
menengah pertama. Aku bersekolah di sekolah Berlin Internasional School. Saat
hari pertama sekolah memang aku seperti dijauhi, kan baru pertama sekolah. Aku
mempunyai seorang sahabat yang namanya Alisa. Dia sangat baik padaku dan dia
adalah tetanggaku. Dia mengerti dengan keadaan ku sekarang.
Di kelas,
suasana dangat sunyi, tak ada satupun kata yang keluar dari bibir manis
kawanku. Pantes saat ini mereka diam, hari ini adalah ujian pelajaran
MATEMATIKA. Mereka terlihat bingung, menggaruk-garukkan kepalanya lah, dan
sebagainya. Aku tertawa melihat mereka dengan tingkah lucu mereka. Bel pun
sudah berbunyi, tanda jam pulang pun tiba. Seperti biasanya ku menuggu jemputan
ayahku. Tak lama ayahku pun tiba, ku pun langsung masuk ke dalam mobil ayahku.
Di dalam mobil ku bercerita bagaimana keasyikan ku di kelas, ayahku tertawa,
terharu, dan sebagainya.
Sesampai kami
di rumah, ku pun langsung memyimpan tas di kamar dan langsung ke dapur untuk
membuat kopi untuk ayahku. Ku kasihan melihat ayahku yang dari tadinya
kecapean. Ayah ku pun meminum secangkir kopi buatanku.
“Rasanya itu manis sekali, seperti senyuman kamu Aisyah.” Kata ayah menggodaku.
“Hah? masa sih yah? makasih ya yah, Aisyah sayang sekali sama ayah.” Jawabku dan langsung memeluk ayah. Air mataku perlahan-lahan jatuh. Ku teringat hal-hal yang tak mungkin, ku mengingat jika ayahku nanti pergi jauh, siapa yang akan menjagaku?” tanya ku dalam hati.
“Sama-sama Aisyah.”
“Rasanya itu manis sekali, seperti senyuman kamu Aisyah.” Kata ayah menggodaku.
“Hah? masa sih yah? makasih ya yah, Aisyah sayang sekali sama ayah.” Jawabku dan langsung memeluk ayah. Air mataku perlahan-lahan jatuh. Ku teringat hal-hal yang tak mungkin, ku mengingat jika ayahku nanti pergi jauh, siapa yang akan menjagaku?” tanya ku dalam hati.
“Sama-sama Aisyah.”
Malam pun
tiba, seperti biasanya aku makan malam bersama ayahku. Ku teringat ibuku, andai
saja dia ada disini, pasti aku akan makan makanan yang sangat enak dan nikmat.
Dan aku tak kesepian karna dialah yang selalu menyayangiku. Tapi ku juga
senang, masih mempunyai seorang ayah, dia selalu menjagaku, merawatku, saat ku
kesepian dia yang selalu menghiburku dengan kekonyolannya itu. Saat ku mengingat
ibu, aku pun menjadi tak selera makan. Air mataku perlahan-lahan jatuh. Makanan
itu tak kusentuh lagi.
“Kenapa kamu Aisyah? kok gak dihabiskan makannya?” Tanya ayahku dan datang menghampiriku.
“Aisyah tak kenapa-kenapa kok yah.” Jawabku sambil menghapus air mataku.
“Terus? Mengapa makanan mu itu tak kamu sentuh lagi? dan kenapa kamu menangis Aisyah?” tanya ayah lagi yang sangat penasaran.
“Aisyah tak selera makan saja yah, Aisyah menangis Karena Aisyah teringat Bunda yah.” Jawabku dan memeluk ayah.
“Sudahlah Aisyah, ayo kamu makan entar kamu sakit. Setelah kamu makan, ayah janji akan menceritakan bundamu bagaimana kesehariannya itu.” Gumam Ayah dan tersenyum manis.
“Baiklah yah.”
“Kenapa kamu Aisyah? kok gak dihabiskan makannya?” Tanya ayahku dan datang menghampiriku.
“Aisyah tak kenapa-kenapa kok yah.” Jawabku sambil menghapus air mataku.
“Terus? Mengapa makanan mu itu tak kamu sentuh lagi? dan kenapa kamu menangis Aisyah?” tanya ayah lagi yang sangat penasaran.
“Aisyah tak selera makan saja yah, Aisyah menangis Karena Aisyah teringat Bunda yah.” Jawabku dan memeluk ayah.
“Sudahlah Aisyah, ayo kamu makan entar kamu sakit. Setelah kamu makan, ayah janji akan menceritakan bundamu bagaimana kesehariannya itu.” Gumam Ayah dan tersenyum manis.
“Baiklah yah.”
Setelah makan
kami pun berkumpul di ruang keluarga, dan ayah pun langsung menceritakan
tentang bunda. Ingin rasanya bunda dan ayah ada selalu di dalam dekapku. Sedih
rasanya mendengar cerita ayah. Malam pun sudah larut sekali, aku pun langsung
ke kamar ku dan terbawa ke dalam mimpi yang indah.
Pagi pun tiba, hari ini hari minggu seperti biasanya aku dan ayahku sering berbelanja ke mall. Jalan jalan adalah kesukaanku. Kebetulah hari ini hari libur ayahku kerja. Hari ini aku belanja di sebuah mall dekat dengan rumahku. Sudah 2 jam kami berbelanja, kami pun pergi ke sebuah café di sebuah mall itu. Kami pun makan siang bersama. Setelah itu kami pun pulang.
Pagi pun tiba, hari ini hari minggu seperti biasanya aku dan ayahku sering berbelanja ke mall. Jalan jalan adalah kesukaanku. Kebetulah hari ini hari libur ayahku kerja. Hari ini aku belanja di sebuah mall dekat dengan rumahku. Sudah 2 jam kami berbelanja, kami pun pergi ke sebuah café di sebuah mall itu. Kami pun makan siang bersama. Setelah itu kami pun pulang.
“Ayah, Aisyah
ingin sekali pergi ke makam nya Bunda, Aisyah ingin mendoakan untuk bunda, agar
bunda disana tenang.” Gumamku bersedih.
“Tapi nak?” jawab ayah menoleh.
“tapi apa yah? Ayah gamau ya antar Aisyah ke makamnya Bunda, Aisyah pengen mendoakan bunda yah.” Tanyaku dengan suara keras.
“Bukan seperti itu nak, bukannya ayah tak mau mengantar mu ke makam bundamu, ayah sedang tak bisa mengantarkanmu ke makam bunda karena pemakamannya di rumah nenek kamu nak, sangat jauh nak kita kesana.” Jawab ayah panjang lebar.
“Gapapa yah, Aisyah akan libur sekolah.”
“Tetap tidak bisa nak.”
“Ayah selalu seperti itu, tak mau mendengarkan apa yang Aisyah mau.”
Ayahpun hanya terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa lagi. Akhirnya dia putuskan untuk kemakamannya bundanya Aisyah. Mereka pun menyiapkan barang yang harus dibawa. Sudah 8 jam perjalanan ke kampung halamannya, dan akhirnya mereka pun tiba. Aisyah sangat sibuk, ia ingin sekali ke makam bundanya, malam pun ia jadi meminta untuk ke makam ibunya. Ayahnya terus membatalkannya.
“Tapi nak?” jawab ayah menoleh.
“tapi apa yah? Ayah gamau ya antar Aisyah ke makamnya Bunda, Aisyah pengen mendoakan bunda yah.” Tanyaku dengan suara keras.
“Bukan seperti itu nak, bukannya ayah tak mau mengantar mu ke makam bundamu, ayah sedang tak bisa mengantarkanmu ke makam bunda karena pemakamannya di rumah nenek kamu nak, sangat jauh nak kita kesana.” Jawab ayah panjang lebar.
“Gapapa yah, Aisyah akan libur sekolah.”
“Tetap tidak bisa nak.”
“Ayah selalu seperti itu, tak mau mendengarkan apa yang Aisyah mau.”
Ayahpun hanya terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa lagi. Akhirnya dia putuskan untuk kemakamannya bundanya Aisyah. Mereka pun menyiapkan barang yang harus dibawa. Sudah 8 jam perjalanan ke kampung halamannya, dan akhirnya mereka pun tiba. Aisyah sangat sibuk, ia ingin sekali ke makam bundanya, malam pun ia jadi meminta untuk ke makam ibunya. Ayahnya terus membatalkannya.
Keesokan
harinya, mereka pun pergi ke makam bundanya. Aisyah sagatlah kusyuk mendoakan
bundanya. Ayahnya sangat terharu melihat anaknya itu. Iya benar benar mendoakan
bundanya. Ia menangis dan memeluk ayahnya.
“Ayah, Aisyah ingin sekali melihat wajahnya bunda, Aisyah ingin memeluknya ayah.” Gumam Aisyah dan memeluk ayahnya lagi.
“Iya nak, tapi bagaimana nak, bunda mu sudah tidak ada lagi di dunia ini, dia sudah di tempat yang sangat tenang nak.” Jawab ayahnya.
“Aisyah ingin menyusulnya yah.”
“Nak, pasti kamu akan menyusulnya nak.”
“Benerankan yah?”
“Iya nak.”
Semua yang ada disitu menangis melihat Aisyah yang sudah 11 tahun ditinggal oleh bundanya tetapi ia masih tetap menyayanginya.
“Ayah, Aisyah ingin sekali melihat wajahnya bunda, Aisyah ingin memeluknya ayah.” Gumam Aisyah dan memeluk ayahnya lagi.
“Iya nak, tapi bagaimana nak, bunda mu sudah tidak ada lagi di dunia ini, dia sudah di tempat yang sangat tenang nak.” Jawab ayahnya.
“Aisyah ingin menyusulnya yah.”
“Nak, pasti kamu akan menyusulnya nak.”
“Benerankan yah?”
“Iya nak.”
Semua yang ada disitu menangis melihat Aisyah yang sudah 11 tahun ditinggal oleh bundanya tetapi ia masih tetap menyayanginya.
Hari ini
adalah hari pembagian rapor UTS semester 1. Aku menuggu kehadiran ayahku, tapi
tak datang datang juga ke sekolah. Sudah 1 jam ku menunggu ayahku. Aku merasa
khawatir terhadap ayahku. Aku menghubunginya, tapi Handphonenya tidak aktif.
Aku mulai cemas, aku takut terjadi apa apa pada ayahku. Ku berdoa kepada tuhan
agar ayahku baik-baik saja. Ku mondar mandir di depan kelasku tapi ayahku belum
datang juga. akhirnya aku pun mengambil sendiri hasil ujianku ini. Setelah itu
aku pun pulang, sesampai ku disekolah, tak sedikit pun ku mendengar suara
ayahku.
Mungkin ayah
ku sibuk dengar kerjanya. Ku mendengar suara teriakkan di luar rumahku. Ku pun
membuka pintu, ternyata dia adalah teman kerja ayahku.
“Ada apa pak? Kok teriak teriak?” Tanya ku dengan lembut.
“Ayahmu nak…?” jawab bapak itu.
“Ayahku kenapa pak?” tanyaku lagi.
“Ayahmu sedang di rumah sakit, ia kritis, dan sekarang dia belum sadar juga nak.”
“Apa? Ayah ku di rumah sakit?”
“Iya nak.”
AYAAAHHH. Teriakku, ku tak sanggup melihat keadaan ayahku sekarang ini. Benar atas dugaanku, ayah ku pasti sedang tidak baik kondisinya. Ku peluk ayahku, ku cium dia. Tapi sekarang dia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Dia sudah meninggalkanku dan juga orang orang yang ada di dunia ini. Aku ingin ikut kalian yah, bunda, Aisyah rindu kalian, Aisyah rindu senyumnya ayah, senyumnya bunda, kasih sayang ayah dan bunda. Aisyah ingin ikut kalian yah bunda.
TAMAT
“Ada apa pak? Kok teriak teriak?” Tanya ku dengan lembut.
“Ayahmu nak…?” jawab bapak itu.
“Ayahku kenapa pak?” tanyaku lagi.
“Ayahmu sedang di rumah sakit, ia kritis, dan sekarang dia belum sadar juga nak.”
“Apa? Ayah ku di rumah sakit?”
“Iya nak.”
AYAAAHHH. Teriakku, ku tak sanggup melihat keadaan ayahku sekarang ini. Benar atas dugaanku, ayah ku pasti sedang tidak baik kondisinya. Ku peluk ayahku, ku cium dia. Tapi sekarang dia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Dia sudah meninggalkanku dan juga orang orang yang ada di dunia ini. Aku ingin ikut kalian yah, bunda, Aisyah rindu kalian, Aisyah rindu senyumnya ayah, senyumnya bunda, kasih sayang ayah dan bunda. Aisyah ingin ikut kalian yah bunda.
TAMAT
B. Contoh
macam-macam keindahan karya seni
C.
Seni
lukis
E.
Seni
Kriya
G.
Seni
Patung
I.
Seni
Dekorasi
K.
Seni
Reklame
M.
Jenis-
jenis seni kriya
N.
seni
kerajinan kulit
P.
Seni
kerajinan logam
R.
Seni
Ukiran kayu
T.
Seni
kerajinan anyaman
V.
Seni
kerajinan batik
X.
Teknik
cetakan
Z.
Teknik
Ukir
BB.
Teknik
Batik
DD.
Teknik
anyam
FF.
Teknik
Tenun
HH.
Karya-
Karya perpaduan seni kriya dengan desain kriya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar